20 November 2009

MANTAN PACARKU

Aku terdiam menatap mantan pacarku yang duduk bersila. Siang ini, dia memakai kebaya warna putih yang dipadu dengan kain sinjang bermotif batik. Rambutnya sendiri tersanggul rapi.

Hari ini mantan pacarku memang akan menikah. Dia akan melepas masa lajangnya bersama dengan pria yang dipilihkan orang tuanya. Sedih memang aku harus berpisah dengan manatan pacarku. Tapi, kalau aku ingat kembali saat terakhirku bersamanya aku bisa sedikit tersenyum.

Malam itu kami baru pulang nonton film di bioskop, saat tiba-tiba wajahnya mendadak gelisah. "Andra, ada sesuatu yang harus kita bicarain!" ungkap mantan pacarku akhirnya.

"Soal?".

"Soal kita...".

Jujur, aku sedikit shock mendengar apa yang dia ucapkan. Tapi, saat itu aku berusaha untuk tetap tenang. "Soal kita??".

Mantan pacarku mengangguk. "Orang tuaku ingin aku buat cepet nikah!".

"Tapi kan aku udah bilang kalau aku belum siap".

"Bukan soal itu..." Suara mantan pacarku semakin meninggi "Soalnya mereka ingin aku nikah sama pilihan mereka".

"Tapi kan kita tuh saling mencintai?!" tanyaku seolah tak mau kalah.

"Aku tahu dan mereka juga tahu".

"Terus kalau mereka tahu kenapa mereka mau ngejodoh-jodohin kamu?".

"Ada pria yang bisa narik hati mereka".

"Siapa???" tanyaku semakin penasaran.

Mantan pacarku tak menjawab. Dia malah mengajakku menemui kedua orang tuanya. "Biar papa aja yang ngejelasin semuanya".

Singkatnya, aku dan mantan pacarku menemui kedua orangtuanya. Di ruang tamu rumah mantan pacarku, ayahnya menjelaskan semuanya kepadaku. "Gini nak Andra, om sama tante tuh bukannya nggak suka sama kamu. Tapi ada pria lain yang menurut kami jauh lebih pantas buat Rani putri kami!" ucap ayah mantan pacarku "Dan kalau kamu benar-benar mencintai Rani, relakan saja dia buat pria itu. Toh, cinta sejati tuh nggak harus saling memiliki, betul tidak?".

Aku mengangguk, mengiyakan ucapan ayah mantan pacarku.

"Gimana nak Andra, kamu rela melepaskan Rani?">

Tanpa sadar aku kembali mengangguk. "Saya rela om, asal Rani bahagia. Tapi om, kalau boleh tahu, siapa sebenarnya pria yang beruntung itu?".

Ayah mantan pacarku terdiam sejenak. Dia menatap mantan pacarku yang tak lain adalah putrinya sendiri. "Namanya Diandra Wijaya!".

Diandra Wijaya? Oh God, this is my name!
Dan keterkejutanku belum berakhir, saat tiba-tiba mereka bertiga menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Mereka bergantian menyalamiku. Mengucapkan selamat ulang tahun.
Oh God, this is my Birthday!

***

"Gimana nak Andra, sudah siap?" tanya penghulu yang sudah duduk di depan aku dan mantan pacarku. Siang itu penghulu tersebut tampak rapi, dengan jas hitam berdasi dan peci hitam.

Aku mengangguk.
Prosesi pernikahan aku dan mantan pacarku pun dimulai. Dan untuk terakhir kalinya, aku memberanikan diri menatap wajah mantan pacarku. Ya..., mantan pacarku yang sebentar lagi akan menjadi istriku!***

Tidak ada komentar: