30 September 2009

Pacaran Kebablasan,Bolehkah?

Siang itu aku baru saja masuk ke dalam sebuah warnet. Aku pun berjalan menuju meja operator untuk menanyakan apa masih ada komputer yang kosong. Dan disaat operator mulai mengecek layar monitor yang ada di depannya, aku melihat sepasang cowok cewek yang masih seumuran denganku, tengah berciuman bibir. Mereka juga berpelukan di dalam ruangan yang hanya disekat oleh triplek tak lebih dari tujuh puluh centimeter tersebut. Mereka melakukannya dengan begitu mesra. Penuh penghayatan, layaknya sepasang suami istri yang telah lama menikah.
Menyaksikan hal tersebut sesuatu pun melintas di benakku. Apa sudah seburuk inikah moral remaja kita dewasa ini? Bukankah, berciuman di depan umum bukan budaya dari bangsa kita yang sangat menjunjung tinggi budaya ketimuran? Apalagi yang melakukannya adalah remaja belasan tahun yang masih labil, dan masih mencari jati diri.
Mungkin, fenomena seperti ini muncul karena imbas dari banyaknya sinetron dan film yang terlalu mempertontonkan bagaimana caranya berpacaran. Cinta, dan juga pergaulan bebas yang menurut mereka modern. Bukan tontonan yang bisa menjadi tuntunan. Bukan film dan sinetron yang mengajarkan bagaimana cara belajar yang benar. Atau juga memotivasi kita untuk mencapai cita-cita.
Fenomena ini juga bisa dikaitkan dengan banyaknya, gambar dan video-video seperti itu beredar di internet. Kecanggihan teknologi membuat siapa saja bisa mengaksesnya. Tak terkecuali anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Hal ini semakin diperparah dengan kurangnya bekal iman dan juga lingkungan pergaulan yang salah.
Friend, sudah seharusnya kita sebagai remaja harus memfokuskan diri kita kepada masalah sekolah dan pelajaran dulu. Belajar yang baik agar cita-cita kita bisa kita capai. Abis itu baru deh kamu boleh pacaran. Tapi, inget, pacarannya tuh nggak boleh kebablasan! Yang normal-normal dan wajar-wajar aja deh kalau seumuran kita mah! Ya, pacarannya tuh sekedar yang memberi kita semangat dalam belajar. Saling dukung kalau ada lomba. Dan pebesar-besar nilai saat ujian. Jangan sampai berciuman apalagi terjerumus ke lembah free sex! Nantinya kita sendiri yang bakalan malu menanggung akibatnya. Toh, cinta itu memang indah. Tapi, akan lebih indah kalau dilakuinnya tidak berlebihan.
Lagian, ada kok cara berpacaran yang jauh lebih sehat dan romantis dibanding ciuman atau pelukan. Coba deh, Belia tanya mama sama papa belia! Apa sih yang mereka lakuin saat mereka masih pacaran dulu? Aku yakin kalau belia akan kaget saat mendengar jawaban dari mereka. Mereka tuh, dulu pacarannya Cuma tulis-tulisan surat sama titip-titipan salam doang! Nggak lebih! Jangankan untuk ciuman di depan umum, pegangan tangan pun rasanya masih bisa diitung pake jari. Tapi, dari hal-hal yang sederhana seperti itulah yang bisa menyelamatkan kita dari bahaya pergaulan bebas yang semakin membahaykan. Semoga kita semua dapat menjaga diri kita dari pergaulan yang salah tersebut! Aminn…***

11 September 2009

Albert Einstein Qoute's


“The further the spiritual evolution of mankind advances, the more certain it seems to me that the path ot genuine religiosity does not lie through the fear of life, and the fear of death, and blind faith, but through striving after rational knowledge.”“The further the spiritual evolution of mankind advances, the more certain it seems to me that the path ot genuine religiosity does not lie through the fear of life, and the fear of death, and blind faith, but through striving after rational knowledge.”

Nikmatnya Berbuka

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan kenikmatan. Salah satu kenikmatan dari berpuasa itu bisa kita dapatkan saat berbuka puasa lho!
Ya…, waktu berbuka puasa menurut aku adalah waktu yang paling nikmat saat kita berpuasa. Dimana hamper selama empat belas jam kita tidak boleh makan dan minum, saat adzan Magrhib berkumandang kita diperbolehkan makan dan minum kembali. Begitu nikmat sekali. Apalagi berbuka puasa itu bisa membuat kita makan bersama seluruh anggota keluarga lain. Kalau di bulan-bulan lainnya kita jarang makan bersama, maka saat berbuka puasa kita dapat makan bersama dalam sebuah meja makan, bersama papa, mama, kakak, dan adik tercinta. Disana kita dapat cerita-cerita tentang pengalaman puasa tadi siang.
Buka puasa pun akan terasa lebih nikmat, jika kita melakukannya dengan tertib dan sesuai dengan aturan. Saat adzan magrhib datang, kita jangan terburu-buru untuk memakan nasi maupun makanan-makanan berat. Rasulullah SAW menganjurkan, saat berbuka puasa sebaiknya diawali dengan satu atau dua butir kurma dan segelas air putih. Setelah itu sebaiknya kita menunaikan dahulu shalat magrhib berjamaah bersama seluruh anggota keluarga. Baru, setelah itu kita berbuka dengan menyantap nasi ataupun makan makanan yang berat.
Ingat juga, buka puasa bukanlah ajang balas dendam. Kita tidak boleh makan terlalu banyak. Allah SWT sangat membenci orang yang berlebihan. Apalagi itu akan membuat kita kekenyangan dan ngantuk. Sehingga kita malas untuk melaksanakan ibadah shalat isya maupun shalat tarawih***