21 Mei 2009

Nah Loe...

"Kirain siapa" ucapnya sambil tersenyum.

"Akhirnya kamu tahu juga".

"Beneran, kirain teh siapa".

"Sama, aku juga gak ngira semuanya bakal kayak gini".

"Ih, gak nyangka deh, masalahnya kita kan temenan".

"Gimana lagi, cinta gak pernah bisa boong. Tapi jujur, aku gak akan maksa kamu buat nerima aku. Aku gak akan maksa kamu buat ngelakuin apapun, semuanya ada di tangan kamu".

"Beneran ih, gak nyangka banget"

"Tenang aja, dari awal juga aku cuma pengen ngomong doang. Gak lebih!".

"Ya..., tapi kenapa harus aku? Kenapa gak orang lain aja yang lebih sempurna?"

"Aku juga gak tahu..."

"Beneran ih, gak nyangka banget"

"Dan aku harap setelah aku ngomong dan ngedenger apapun yang kamu jawab, aku bisa ngelanjutin sisa hidup aku dengan tenang. Tanpa ada rasa yang ngeganggu yang bakalan ngebuat aku nyesel kalau aku gak pernah bisa bilang"

"Iya sih, aku juga sayang sama kamu, tapi sayang sebata temen aja, nggak lebih. Beneran ih, aku maih nggak percaya. Serius ini teh?"

Cowok itu mengangguk.

"..."

"Ya udah kalau itu yang kamu jawab. Aku gak kan maksa kamu buat ngerubahnya. Lagian kita lebih baik jadi temen aja kan?"

"Nggak apa-apa" cewek itu kurang percaya.

"Nggak lah...,"

"Jangan pernah berubah jadi temen aku yah"

Cowok itu kembali menganggukan kepalanya. "Hampir lupa...," ucapnya sambil merogoh saku celananya "Aku punya ini. Emang sih gak seberapa. Murah lagi. Tapi aku harap kamu gak membuangnya dan menyimpannnya sebagai kado ulang tahun dari salah seorang temen kamu" lanjutnya seraya menyerahkan sebuah kalung pada cewek yang ada di depannya.

"Knapa sih, pake hadiah-hadiah segala?"

"Nggak, kalau gak tahun ini kapan lagi. Tahun depan kita udah lulus, dan aku belum tahu apa kita masih bisa bertemu lagi atau nggak. Jangan dibuang ya...,"

Cewek itu menganggukan kepalanya. "Makasih ya...,"

"Ya udah kalau gitu, maaf udah ganggu waktu kamu"

"Jangan berubah buat jadi temen aku yah...,"

Cowok itu berjalan keluar dari ruangan itu dengan perasaan yang campur aduk. Meninggalkan cewek yang udah dicintainya sejak dia pertama masuk SMA hinnga saat kini -hampir lulus-. Saat melewati dua orang cewek yang juga telah banyak membantunya untuk bisa ngomong langsung masalah tadi, cowok tersebut cuma tersenyum dan berkata pelan, "Makasih ya..."

Kedua cewek itu segera berlari menuju ruangan tadi. Cowok itu sendiri makin jauh meninggalkan ruangan kelas itu. Ia berjalan melewati teman-teman sekelasnya yang tengah asyik bermain bola basket.

"Woi..., mau gabung nggak? Kurang satu orang lagi nih".

Cowok itu menggelengkan kepalanya. Dia melanjutkan perjalanannya yang disambut, oleh bekas teman sekelanya waktu kelas sepuluh dulu, yang langsung nanyain apa hasilnya.

Cowok tersebut tak menjawab. Dan temannya pun tampak paham dengan reaksi cowok tersebut.

"Tapi aku lega" ucap cowok itu pelan "aku juga janji, kalau suatu hari nanti aku ketemu sama seorang cewek dan aku suka sama dia, aku bakalan langsung bilang"

"Bener?"

Cowok itu mengangguk.

Mereka pun terus berjalan hingga tanpa terasa mereka berpapasan dengan salah seorang guru yang jalan bareng seorang cewek. Teman cowok itu menunduk tanda memberikan hormat pada sang guru. Sementara sang cowok malah terpaku saat melihat cewek yang jalan disamping sang guru. Rasanya, rasa yang menyerangnya dua tahun yang lalu itu kembali lagi.

"Nah lo, katanya mau langsung bilang?"

"Dua tahun lagi!" ucap cowok itu mantap seraya mengajaknya temannya untuk pergi.***

Tidak ada komentar: