21 Agustus 2009

Haruskah Hanya Ramadhan?

Marhaban ya Ramadhan. Setelah sebelas bulan menunggu akhirnya bulan ramadhan kembali datang. Bulan penuh berkah, penuh nikmat, penuh ampunan, penuh pahala, dan juga penuh hidayah. Ramadhan kembali menghampiri kita. Menyapa setiap hati yang penuh dosa untuk kembali suci.
Ramadhan akhirnya datang. Membuat orang-orang berramai-ramai mendatangi mesjid-mesjid. Mengunjungi majlis ta'lim untuk beribadah. Mengikuti pengajian dan tadarus Al Qur'an. Juga menyambung kembali tali silaturahmi yang sempat terputus.
Ramadhan datang, membuat kita lebih ikhlas dalam bersedekah ke si miskin. Berzakat karena memang kewajiban.
Ramadhan datang. Mata, telinga, mulut, dan semua anggota badan yang lain dikunci untuk menjauhi perbuatan tercela. Mulut kita, kita jaga agar tak mengucapkan kata-kata kotor. Mata kita tutup biar tak melihat hal yang memancing hawa nafsu. Telinga kita tutup agar tak mendengar hal-hal yang mengurangi pahala Ramadhan. Semua itu dilakukan karena Ramadhan.
Tapi, tak berapa lama Ramadhan pun pergi. Orang-orang pun mulai kembali meninggalkan mesjid-mesjid. Kembali mengacuhkan jeritan si peminta-minta yang meminta sedekah. Mata, telinga, dan mulut kita kembali terbuka untuk melihat, mendengar, juga mengucapkan hal-hal tak berguna. Rasanya tak ada bekasnya sama sekali Ramadhan yang kita jalani.
Rasanya kita hanya mau datang ke mesjid-mesjid hanya saat Ramadhan saja. Kita hanya mau bersedekah saat pahala yang diberikan berlipat. Tapi, saat sebelas bulan lainnya kita kembali lagi pada jiwa kita yang sebelumnya. Hati dan perbuatan kita tidak ada yang berubah sama sekali. Kita bagaikan ular yang hanya berganti kulit, namun tetap dibenci. Kita tidak menjadi kupu-kupu yang setelah berganti, kita menjadi disukai.
Haruskah hanya Ramadhan saja kita beribadah kepadaNya? Haruskah hanya Ramadhan saja kita kembali kepadaNya? Haruskah hanya Ramadhan saja? Semoga tidak!

Tidak ada komentar: